SELAMAT DATANG

Anda masuk pada blog Sinau bareng Hariri. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Filsafat

ONTOLOGY, EPISTIMOLOGI, dan AKSIOLOGI FILSAFAT
oleh: M. Hariri

RUANG LINGKUP FILSAFAT
Dalam study filsafat, untuk memahaminya secara baik, paling tidak kita harus mempelajari lima bidang pokok, yaitu: metafisika, epistimologi, logika, etika, dan sejarah filsafat.
  1. Metafisik.
Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat yang:
-          Membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling universal.
-          Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan (beyond nature).
-    Membicarakan  karekteristik hal-hal yang sangat mendasar, yang berada diluar pengalaman manusia (immediater experience).
-          Berupaya menyajikan suatu pandangan yang komprehensif tentang segala sesuatu.
-         Membicarakan persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud Tuhan, kehidupan setelah mati dll.

  1. Epistimologi.
Epistimologi biasanya disebut teori pengetahuan yang secara umum membicarakan sumber-sumber, karekteristik, dan kebenaran pengetahuan. Persoalan epistimologi (teori pengetahuan) berkaitan erat dengan persoalan metafisik. Bedanya, persoalan epistimologiberpusat pada: apakah yang ada? Yang didalamnya memuat:
-          Problem asal pengetahuan (origin).
Dari mana pengetahuan yang benar, dan bagaimana kita dapat mengetahui?
Problem penampilan (appearance)
Adakah dunia riil diluar akal, apabila ada dapatkah diketahui?
Problem mencoba kebenaran?
Bagaimanakah membedakan antara kebenaran dan kekeliruan?
  1. Logika.
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asa, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning). Yang diajarkan cara berpikir yang benar dan pikiran yang salah. 
  1. Etika.
Etika atau filsafat perilaku adalah filsafat yang mempelajari tindakan manusia. Dalam kategori ini ada dua hal pengistilahan yaitu: yang menyangkut tindakan maka disebut filsafat praktis, dang yang menyangkut baik-buruk nya tindakan maka disebut filsafat normative.
Jika dalam agama, tindakan baik harus dijalankan dan yang buruk  maka tidak manusiawi. Berbeda dengan etika yang mana didalamnya memuat dan memberikan norma baik-buruk dalam tindakan manusia. Karena, etika mengandalkan pada rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma ilahi, dan etika cenderung lebih analitis daripada praktis. Sehingga etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional.
  1. Sejarah filsafat.
Sejarah filsafat adalah laporan suatu peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat yang beraneka ragam, seperti dari zaman praYunani hingga zaman modern. Dengan mempelajari sejarah ini kita dapat mengetahui pemikiran-pemikiran yang genius hingga pemikiran tersebut dapat mengubah dunia, dengan ide-ide atau gagasan-gagasan yang cemerlang.

METODE BERPIKIR DALAM BERFILSAFAT

Berpikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai kepada hakikat, atau berpikir secara global (menyeluruh), atau berpikir yang dilihat dari berbagai pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Akan tetapi semua tidak akan tercapai tanpa persyaratan-persyaratan sbb:
  1. Harus sistematis
sistematis adalah masing-masing unsure saling berkaitan. Sistematika filosof banyak dipengarui oleh geografis, keadaan psikologi, era, education., dan pemikiran –pemikiran yang mempengaruinya.
  1. Harus konsepsional
konsep atau gambaran, yang jelas akan suatu objek, akan mempengaruhi hasil prose berpikir.
  1. Harus koheren.
Kesesuaian atau keruntutan antara satu unsure dengan unsure yang lain, akn menghasilkan kebenaran yang logis. 
  1. Harus rasional.
Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berpikir (logika).
  1. Harus sinoptik.
Pemikiran filsafat harus melihat hal-hal menyeluruh atau kebersamaan secara integral.
  1. Harus mengarah kepada pandangan dunia.
Berupaya untuk memahami semua realitas kehidupan, dengan cara menjelaskan dunia dan semua hala yang berada didalamnya.

NILAI KEGUNAAN FILSAFAT
Berikut ini beberapa pendapat dari pakar filasafat tentang nilai filsafat dan manfaatnya:
1.     Menurut Harold H.Titus, filasafat adalah suatu usaha untuk memahami kakna makna dan nilai alam semesta. Jika tujuan dari pada ilmu adalah control, dan tujuan seni adalah kreatifitas, kesempurnaan, dan keindahan, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
2.     Dr. Oemar A Hosein, berpendapat bahwa ilmu memberi kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan pada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusundengan tertib, dan kebenaran.
3.     S.Takdir Alisyahbana, mengatakan : filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati.
4.     Radhakrishnan dalam bukunya, histori of philosophi menyebutkan bahwa filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat semasa kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Funsi filsafat adalah kreatif menerapkan nilai, menerapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru.