SELAMAT DATANG

Anda masuk pada blog Sinau bareng Hariri. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

Minggu, 24 Juli 2011

MELOGIKAKAN MISTIK

Oleh:
Muhammad Hariri

PENDAHULUAN
Sebelum kita melangkah nantinya kepada bab pembahasan tentang mistik, alangkah sistematisnya kita dahulukan pada pembahasan yang mengenai kelogikaan atau yang sering dan biasa kita sebut dengan kerasionalan itu, yang hamper tidak terbedakan.
Sebenarnya pada dua istilah tersebut, yaitu antara logis dan rasional, adalah sebuah pengistilahan kepada hasil akhir suatu objek pengetahuan yang berbeda. Sebagaiman yang telah dikemukakan oleh Kant bahwa, apa yang kita katakana tentang rasional itu ialah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran hukum alam. Dengan kata lain menurut Kant itu ialah kebenaran akal yang di ukur dengan hukum alam. Contoh mudahnya adalah seperti kasus Nabi Ibrahim, tatkala anda mengatakan Nabi Ibrohim dibakar tidak hangus, itu adalah hal yang tidak rasionalkarena menurut hukum alam sesuatu yang dibakar pasti akan hangus, kecuali bahan itu memang materi yang tidak hangus terbakar, itu tidak rasional. Dan contoh yang rasional, seperti kasus pesawat yang beratnya ratusan ton kok dapat terbang?, yak arena pesawat itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam, dan itu rasional.
Bagaimana tentang logis?, kebenaran logis terbagi dua, pertama logis –rasional sepeti yang telah di uraikan diatas dan, kedua, logis supra rasional. Logis-supra-rasional ialah pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argument, ia tidak diukur dengan hukum alam. Bila argumennya masuk akal, maka ia benar, sekalipun melawan hukum alam. Dengan kata lain, ukuran kebenaran logis-supra-rasional ialah logika yang ada pada susunan argumennya. Jika argumennya masuk akal, maka ia benar meskipun sangat bertentangan dengan hukum alam. Kita dapat ambil kasus diatas, bahwa tidak rasional (logis-rasional) jika manusia seperti Nabi Ibrohim tidak hangus dibakar. Akan tetapi secara logis-supra-rasionalnya adalah, tuhan membuat api, api terdiri dari dua substansi, yaitu api-nya dan panas-nya (dzat dan sifat). Jika panasnya hilang maka kemungkinan api itu akan menjadi dingin, atau hangat atau yang lainnya. Tuhan merobah sifat api dari panas kedingin, umtuk menyelamatkan Ibrohim-Nya. Ini merupakan argument yang logis (logis-spra-rasional). Jadi logis saja api tidak menghanguskan Ibrohim.[1]
Dengan system yang logis non alamiah inilah kami mengindentifikasi kasus kemistikan ini. Mengenai prosesnya kami letakkan pada bab pembahasan berikutnya.

PEMBAHASAN
  1. Definisi Mistik.
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional; ini pengertian yang umum.adapun pengertian mistik bila di kaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indra dan rasio. Dan ada juga yang mengatakan bahwa pengetahuan mistik (sebenarnya pengetahuan yang bersifat mistik) ialah pengetahuan yang supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.
Didalam islam, yamg termasuk pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang di peroleh melalui jalan tasawuf. Seperti yang tercakup dalam istilah ma'rifat, al-ittihad, atau hulul . pengetahuan mukasyafah, juga termasuk dalam pembagian pengetahuan mistik yang diperoleh bukan melalui jalan indra atau jalan rasio. Kekebalan juga masuk dalam wilayah ini, karena tidak dapat diterangkan melalui logika sebab akibat. Yang tidak dapat di pahami adalah sebab akibatnya atau mengapanya, tetapi pengetahuan ini (kekebalan) dapat dibuktikan secara empiris. Dan banyak lagi jenis lainnya, yang tidak dapat di buktikan secara empiric, maupun tidak.
  1. Pembagian Mistik.
Dilihat darri segi sifatnya, mistik dapat kita bagi menjadi dua kategori, yaitu mistik biasa, dan mistik magis.
    1. mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu, seperti dalam islam yaitu tasawuaf.
    2. Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu pula. Mistik magis ini dapat dibagi dua, yaitu mistik-magis-putih dan mistik-magis-hitam. Mistik-magis-putih seperti: mu'jizat, karomah, ilmu hikmah, sedangkan mistik-magis-hitam seperti: santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir, bahkan boleh jadi mistik-magis-hitam dapt di sebut sihir saja.
  1. Objek Pengetahuan Mistik.
Yang menjadi objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surga, neraka,jin, dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya diketahui oleh pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra-natural (supra-rasional), seperti: kebal, debus, pellet, penggunaan jin, santet.
  1. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik.
Pada penjelasan diatas disebutkan bahwa pengetahuan mistik itu yidak diperolah dari jalan indera atau tidak juga melalui akal rasional. Namun pengetahuan mistik diperoleh dari melalui rasa, ada yang mengatakan dari intuisi, Immanuel Kant menyebutkan dari moral, dan juga insight, Al Ghozali mengatakan dhomir, atau kalbu.
Pada proses mistik biasa seperti yang dialami oleh para sufi, jika ingin mengetahuinya maka prosesnya anda harus menghilangkan sebanyak mungkin unsure nasut yang ada pada diri anda dan memperbesar unsure lahut, ini yang terjadi dikalangan sufi.
Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistik adalah latian yang disebut juga riyadhoh. Dari riadhoh itu manusia manusia memperoleh pencerahan, memperoleh pengetahuan , yang didalam tasawuf disebut dengan ma'rifat. Sedangkan mistik yang lainseperti kebal, santet, dan segala macam mistik-magis-hitam, juga diperoleh dengan metode yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa, epistimologi pengetahuan mistik ialah pelatian batin. 
  1. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik.
Kebenaran sains diukur dengan rasio dan bukti yang empiris. Bila teori sains rasional dan buktinya empiris, maka toeri itu benar. Ukuran kebenaran  filsafat adalh logis. Bila toeri filsafat logis, berarti teori itu benar. Logis dalam filsafat dapat di artikan rasional atau supra-rasional.
Sedangkan pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran. Bila pengetahuan mistik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala Tuhan dalam al-quran mengatakan bahwa surga neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti kebenarannya. Adakalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu adalah kepercayaan. Sesuatu diannggap benar jika kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat melakukan suatu pekerjaan. Kepercayaan itulah yang menjadi kebenarannya. Adakalanya kebenaran suatu teori dalanm pengetahuan mistik diukur dengan bukti yang empiris. Seperti kebal, seseorang yang kebal dipraktekkannya bahwa ia tiadak tembus ditusuk jarum, ini adalah bukti yang empiris yang menjadi kebenaran ilmu tersebut.
  1. Kegunaan Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya adalah pemiliknya. Seharusnya kita Tanya kepadasalik (pengamal tasawuf), para pengamal ahli hikmah, para dukun mereka menggunakkannya untuk hal apa. Secara kasar kita dapat mengetahui bahwa mistik yang biasa di gunakan untuk memperkuat keumanan, seperti: mereka akan merasakan kenikmatan yang tiada tara jika telah merasakan bersatu dengan kekasihnya (Tuhan), mistik-magis-putih digunakan untuk kebaikan, seperti: untuk pengobatan, mendamaikan suami istri yang sedang cekcok,dll, sedangkaqn mistik-magis-hitam digunakan untuk tujuan jahat,jenis magis ini tergantung dari orangnya juga, seperti halnya kekebalan, dapat menjadi pertahanan diri bagi orang yang memilikinya.
Untuk menilai apkah mistik itu tergolong hitam atau pun putih, kita melihatnya dulu pada segi ontologinya, epistimologinya, dan aksiologinya. Bila pada pada ontology terdapat hal-hal yang berlawanan dengan nilai kebaikan, maka dari segi ontologinya kita sebut mistik-magis itu termasuk yang hitam.dan sebaliknya.
  1. Cara Kerja Kemistikan.
Dalam bab ini kami hanya menjelaskan dua kategori dalam mistik, yaitu mistik-magis-putih, dan mistik-magis-hitam.

1.               Cara Kerja Mistik-Magis-Putih.
cara kerja mistik-magis-putih adalah sebagai berikut: para ahli hikmah dengan metode kasfy telah menemukan beberapa rahasia -rahasia (muatan-muatan praktis) yang ada pada agama. Seperti kitab-kitab yang didalamnya mengandung lafad-lafad yang diwahyukan oleh Tuhan kepada manusia pilihannya. Yang mana lafad-lafd tersebut diyakini oleh para ahli hikmah dapat mendatang kan keutamaan, dan kelebiahan yang lain, seperti dapat menemmbummmmhkan orang yang yang sakit bila dibacakan kepada orang yang sakit tersebut, dan kelebihan-kelebihan yang lain. Penjelasan lebih lanjut bisa dilihat pada buku filsafat ilmu, karangan Prof.Dr.Ahmad Tafsir.

2.               Cara Kerja Mistik-Magis-Hitam.
Cara kerja mistik-magis-hitam telah digambarkan oleh Ibnu Kholdun, sebagai berikut. Kita melihat dengan meta kepala sendiri, bagaimana cara seorang tukang sihirmembuat gambar calon korbannya. Digambarkannya dalam bentuk yang ia inginkan, ia rencannakan untuk membuat orang tersebut mengadopsi, baik dalam bentuk symbol-simbol, atau nama-nama, atau atribut-atribut. Lalu ia bacakan mantra bagi gambar yang ia letakkannya sebagai ganti orang yang dituju, secara kongkrit dan simbolik, ia mengumpulkan air ludah di mulutnya lalu menyemburkannya pada gambar itu. Lalu ia ikatkan buhul pada symbol menurut sasaran yang telah disiapkan tadi. Ia menganggap ikatan buhul itu memiliki kekuatan dan efektif dalam praktik sihir.
Ia meminta jin-jin kafir untukberpartisipasi agar mantra itu lebih kuat. Gambar korban dan nama-nama buruk itu memiliki roh jahat. Roh itu dari tukang sihir dari tiupannya (nafasnya) dan melekat pada air ludah yang disemburkannya keluar. Ia memunculkan lebih banyak roh jahat. Akibatnya, segala sesuatu yang dituju tukang sihir tadi benar-benar terjadi. Mungkin begitulah sebagian praktik kegiatan tersebut.

PENUTUP
Jika kita dapat mengetahui apa yang menjadi problem-problem dasar ilmu pengetahuan seperti: Ontology, Epistimologi, Aksiologi, secara tidak langsung kita dapat mengerti apa yang menjadi objektifitas ilmu pengetahuan tersebut, dan dapat menilai kerasionalan atau kelogisan ilmu pengetahuan tersebut.
Dalam pembahasan ini, kami mencoba untuk "melogiskan" ilmu kemistikan dengan cara mengindentifikasi ilmu tersebut dari ontologinya, epistimologinya, dan juga aksiologinya.
Dipandang dari segi ontologinya, ilmu kemistikan sangat menaruh perhatiannya kepada suatu objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya diketahui oleh pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra-natural (supra-rasional), seperti: kebal, debus, pellet, penggunaan jin, santet.
Dipandang dari segi epistimologinya, kemistikan dengan menggunakan atau melalui rasa, ada yang mengatakan dari intuisi, Immanuel Kant menyebutkan dari moral, dan juga insight, Al Ghozali mengatakan dhomir, atau kalbu. Ada yang mengatakan dengan menghilangkan sebanyak mungkin unsure nasut yang ada pada diri anda dan memperbesar unsure lahut, ini yang terjadi dikalangan sufi. Latihan yang disebut juga riyadhoh. Dari riadhoh itu manusia manusia memperoleh pencerahan, memperoleh pengetahuan , yang didalam tasawuf disebut dengan ma'rifat.
Dalam aksiologinya , telah diketahui cara kerjanya pada bab pembahasan diatas.

DAFTAR PUSTAKA
o   Drs. Rizal Mustansyir M.Hum, dan Drs. Misnal Munir M.Hum, Filsafat Ilmu, pustaka pelajar, yogyakarta: 2006
o   Prof. Ali Abdul Azhim, Epistimologi Dan Aksiologi Ilmu Perspektif Alquran, CV. Rosda, Bandung: 1989
o   Prof.Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu : 2006 


[1] Ahmad Tafsir, Ontology, Epistimologi, Aksiologi Ilmu, Filsafat, Mistik  hal: 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar